Aku mau lanjutin
penjelasan yang kemarin. Buat yang belum tau kemarin aku bahas apa bisa di
skrol kebawah. Jadi pertama-tama aku mau bahas tentang penelitian kualitatif
dulu. Penelitian kualitatif biasa disebut juga penelitian anti angka. It
doesn’t mean that qualitative research hates numeric data. Tapi penelitian ini
biasanya tidak menggunakan angka sebagai data utamanya dalam meneliti. Biasanya
penelitian ini menggunakan metode deskriptif alias menjelaskan suatu data
dengan mengorek makna terdalamnya.
Contohnya gini, ketika
si A mempunyai 5 potong roti. Dia sedang bersama 4 orang temannya dan memakan
roti itu bersamaan, maka akan sisa 1 potong roti bukan. Lalu si A berkata
“rotinya tinggal 1 nih buat si B”. Apakah menurutmu si A sedang menawarkan hanya
untuk si B, atau ada kode lain?
Disinilah fungsi dari
penelitian kualitatif. Kita harus memahami makna katanya. Mari kita analisis
lebih dalam.
Ketika si A berkata
seperti itu apakah si B dengan mudahnya bilang “terima kasih ya” lalu
memakannya sendiri?
Sepertinya tidak.
Kalau dilihat dari segi moral setega itukah si B, tentu dia pasti memikirkan
temannya yaitu si C dan D. Lalu si B tidak menjawab dan si A berkata “untuk C
saja” apakan si C akan mengambilnya? Pastilah dia tidak enak hati karena si B
menolak dan si C tidak ditawari. Dan pada akhirnya si A mengambil roti itu
untuk dirinya sendiri.
Dari analogi diatas
ada yang kalian bisa tangkap tidak?
Inti dari analogi
diatas adalah dari kata-kata yang terucap dari si A setelah mereka selesai
memakan bagian masing-masing adalah kode bahwa si A masih mau roti itu tapi dia
menggunakan kedok agar dia tidak berat hati memakan roti itu.
Penelitian kualitatif
pun seperti itu, banyak kata dan keadaan yang harus diinterpretasi sebelum
sesorang memutuskan sesuatu. Dalam penelitian ini peneliti diharap peka
terhadap keadaan. Jadi setiap kemungkinan bisa saja terjadi karena lingkungan
atau faktor internal. Maka dibutuhkanlah bertanya alias interview atau
kuisioner.
Jadi ketika si A
menawari rotinya tadi seharusnya teman-temannya bertanya “maksudmu apa?” itu
akan lebih memperjelas keadaan dan mengorek kebenaran. Memperjelas semuanya
sehingga ditemukanlah jawban dari pertanyaan si A tadi.
Menginterpretasikan
sesuatu dengan pemikiran sendiri itu bukanlah cara peneliti menemukan data dan
hasil. Maka dibutuhkanlah interview berkali-kali dan bila perlu gunakan
kuisioner untuk menemukan data yang valid. Kuisioner disini bukan untuk
menemukan jumlah tapi gunanya untuk menemukan makna terdalam dari pertanyaan
menggunakan data tulis.
Kalau dari analogi
disini kalian masih bingung dengan apa sih penelitian kualitatif itu dan
bagaimana perannya dalam kehidupan, bisa deh komen di bawah nanti aku buat
potingan baru.
Bagikan
Analogi Penelitian Kualitatif
4/
5
Oleh
Nafila Intan Naumi