Sunday, December 2, 2018

Analogi Penelitian Kualitatif


Aku mau lanjutin penjelasan yang kemarin. Buat yang belum tau kemarin aku bahas apa bisa di skrol kebawah. Jadi pertama-tama aku mau bahas tentang penelitian kualitatif dulu. Penelitian kualitatif biasa disebut juga penelitian anti angka. It doesn’t mean that qualitative research hates numeric data. Tapi penelitian ini biasanya tidak menggunakan angka sebagai data utamanya dalam meneliti. Biasanya penelitian ini menggunakan metode deskriptif alias menjelaskan suatu data dengan mengorek makna terdalamnya.

Contohnya gini, ketika si A mempunyai 5 potong roti. Dia sedang bersama 4 orang temannya dan memakan roti itu bersamaan, maka akan sisa 1 potong roti bukan. Lalu si A berkata “rotinya tinggal 1 nih buat si B”. Apakah menurutmu si A sedang menawarkan hanya untuk si B, atau ada kode lain?

Disinilah fungsi dari penelitian kualitatif. Kita harus memahami makna katanya. Mari kita analisis lebih dalam.

Ketika si A berkata seperti itu apakah si B dengan mudahnya bilang “terima kasih ya” lalu memakannya sendiri?
Sepertinya tidak. Kalau dilihat dari segi moral setega itukah si B, tentu dia pasti memikirkan temannya yaitu si C dan D. Lalu si B tidak menjawab dan si A berkata “untuk C saja” apakan si C akan mengambilnya? Pastilah dia tidak enak hati karena si B menolak dan si C tidak ditawari. Dan pada akhirnya si A mengambil roti itu untuk dirinya sendiri.

Dari analogi diatas ada yang kalian bisa tangkap tidak?
Inti dari analogi diatas adalah dari kata-kata yang terucap dari si A setelah mereka selesai memakan bagian masing-masing adalah kode bahwa si A masih mau roti itu tapi dia menggunakan kedok agar dia tidak berat hati memakan roti itu.

Penelitian kualitatif pun seperti itu, banyak kata dan keadaan yang harus diinterpretasi sebelum sesorang memutuskan sesuatu. Dalam penelitian ini peneliti diharap peka terhadap keadaan. Jadi setiap kemungkinan bisa saja terjadi karena lingkungan atau faktor internal. Maka dibutuhkanlah bertanya alias interview atau kuisioner.

Jadi ketika si A menawari rotinya tadi seharusnya teman-temannya bertanya “maksudmu apa?” itu akan lebih memperjelas keadaan dan mengorek kebenaran. Memperjelas semuanya sehingga ditemukanlah jawban dari pertanyaan si A tadi.

Menginterpretasikan sesuatu dengan pemikiran sendiri itu bukanlah cara peneliti menemukan data dan hasil. Maka dibutuhkanlah interview berkali-kali dan bila perlu gunakan kuisioner untuk menemukan data yang valid. Kuisioner disini bukan untuk menemukan jumlah tapi gunanya untuk menemukan makna terdalam dari pertanyaan menggunakan data tulis.

Kalau dari analogi disini kalian masih bingung dengan apa sih penelitian kualitatif itu dan bagaimana perannya dalam kehidupan, bisa deh komen di bawah nanti aku buat potingan baru.

Bagikan

Jangan lewatkan

Analogi Penelitian Kualitatif
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.