Sebelum memulai cerita. Ini cerita tepat satu tahun yang lalu aku buat. Enjoy it.
Jadi hari ini adalah hari dimana penerimaan dan penempatan
KKN dilaksanakan di masjid At-Taqwa Gabugan. Aku sejujurnya nggak terlalu
tertarik dengan KKN ini awalnya. Disepanjang hari ini ternyata banyak sekali
hal-hal yang nggak terduga terjadi di KKN ku ini. Menurutku kesan hari ini
adalah sebuah rahasia yang akan aku utarakan di akhir setelah aku ceritain
pengalaman yang aku alami hari ini.
![]() |
Full Formasi |
Tadi pagi aku mulai melengkapi hasil packing ku yang aku
pack pulai dari senin yang lalu. Oh ya hari ini itu adalah hari Kamis. Hari Kamis
pagi yang berawan, matahari hari ini sepertinya malu untuk menampakkan
keindahannya sama seperti hari yang lalu. Persiapan buat KKN ku siap tepat jam
9 pagi. Itupun kukebut karena katanya jam 10 lebih harus sudah berangkat. Satu
jam aku gunakan buat siap-siap dan mengecek segalanya yang mungkin bakal ada
yang aku lupakan.
Aku pun berangkat dengan sedikit rasa berat hati yang masih
tersisa. Pertama, kesanku dengan KKN ini seperti useless, kenapa? Karena di era
yang maju ini sudah hampir banyak orang disini memiliki tingkat kemajuan yang
tinggi dan tingkat ketertarikan orang terhadap mahasiswa KKN itu rendah. Kedua,
menurutku KKN bukanlah bidangku. Aku adalah anak yang sulit sekali
bersosialisasi terhadap orang lain dengan sangat dekat, kecuali ketika memang hal
itu diperlukan. Menanggapi sesuatu dengan lebih egois dan realistis. Yang
terakhir (tapi bukan benar-benar akhir), terjadi banyak sekali kasus pelecehan
di lingkungan KKN. Sudah bukan rahasia lagi kalau di lingkungan KKN perempuan
sering sekali dilecehkan, entah itu oleh tetangga sekitar tempat penginapannya
atau yang lainnya. Hal ini kebanyakan mengakibatkan trauma yang teramat sangat.
Hari Kamis ini adalah hari pertama untukku, bukan untuk
temanku yang lainnya. Mereka yang ditempatkan di beberapa tempat yang lebih
pedalaman dari tempatku mengalami pelecehan yang mengakibatkan trauma kepada
korbannya. KKN lebih tidak berguna di tempat-tempat seperti itu. Mereka
berangkat tengan senang hati dan pulang dengan rasa trauma tersebut. Miris?
Tentu saja.
Oke skip saja penjelasan tadi hanya akan membuatmu marah
dalam hati terutama para perempuan. Lanjutkan saja langsung ke lokasi dimana
aku diterima yaitu masjid At-Taqwa Tanon. Disana aku datang sendirian dan baru
hanya ada aku seorang disana. Was-was banget takut kepagian dan takut batrei hp
nya habis duluan, hahahaa…
Disana aku menanti sendirian 10-30 menit sampai akhirnya
teman-temanku datang satu persatu dan tepat jam 11 itu teman-teman yang
menggunakan bis dan dosen yang menggunakan mobil datang. Disepanjang 30 menit
aku menanti mereka, aku monic dan eko menata tempat.
Acara penerimaan dimulai jam 13.00 lebihnya banyak. Tentu
saja karena lai-lagi, banyak mahasiswa yang belum datang. Aku hanya tertawa sih
tapi juga was-was lagi karena kelompokku belum mendapatkan tempat tinggal yang
layak untuk ditinggali. Acara dimulai dan berjalan ditemani suasana hujan yang
dramatis.
Ketika hujan terjadi penyerahan baru saja dilaksanakan 2/3
acara. Dihujan ini aku lihat kilat menari sebanyak 3 kali. Keren sih tapi seram
sekali lihatnya. Reaksi normal sih ketika orang habis melihat petir gitu. Oh ya
ada teman dari kelompok lain yang melakukan perjalanan menutu tempat penerimaan
ini ketika hujan ini terjadi. Mereka terjatuh dijalan dan teman yang lain
akhirnya mengundurkan diri dari acara untuk menemui mereka.
Hingga acara selesai pun masih hujan namun sudah menjadi
gerimis syahdu. Satu persatu dari mereka pergi menuju tempat tinggal sebulan
mereka. Tinggal tersisa dua kelompok yang belum mendapat tempat, salah satunya
kami. Tapi tidak lama dari itu Bu Lurah menawarkan tempatnya untuk kami
tinggali. Senang sekali rasanya sudah ada tempat, tapi kata ‘sementara’ itu
yang membuat kami kembali gelisah. Kepastian macam apa yang tadinya dijanjikan
untuk mahasiswa. Tapi ya itu mungkin salah satu cara kita survive dalam hidup.
Ketika kita mau ketempat Bu Lurah gerimis rindu kembali
menyapa. Menjelang Ashar sih makanya kami memilih sholat dulu dan melakukan
sedikit beres-beres disana. Membantu karena kita sudah membuat pelataran masjid
itu berantakan. Kami berdebat ringan dikala itu tentang keselamatan barang kami
terutama barang elektronik seperti printer, rice cooker, dan lainnya. Tapi kami
memilih rehat dan sholat sajalah dulu. Setelah sholat kita mulai mengemasi
barang kami, ntah apapun yang akan dihadapi kami sudah lillahi ta'ala. Dan
tidak berselang lama juga salah satu bapak disana menawarkan kami untuk
menumpangkan barang kami kedalam mobilnya. Kami senang dan bersyukur sekali
kepada Allah tuhan kami karena kebaikan Beliau.
Dengan diberi arahan oleh mobil itu dan ditemani oleh salah
satu anggota muhammadiyah. Oh ya pemilik mobil itu juga masih anggota
muhammadiyah sih. Lalu sampailah kami di rumah bu lurah. Disana kami hanya
mendiskusikan hal kecil salah satunya adalah permintaan pindah tempat tinggal.
Para laki-laki dan sebagian perempuan meminta mereka
digabunng alias tinggal satu rumah. Aku sendiri sejujurnya tidak setuju karena
memang aku benar-benar tidak nyaman dengan orang lain terutama cowok. Karena
cara berpikir semua orang berbeda kan boleh, aku ingin memilih untuk tidak
bergabung. Tapi apaguna suara satu dengan suara sembilan. Sudahlah kuterima
saja.
Jadi kesan hari ini adalah yang baik-baik itu senang dan
bahagia atas kebaikan Allah kepada kami, dan ndak sukanya karena percampuran
rumah. Tidak nyaman sekali rasanya. Tapi ya begitulah ceritaku di hari pertama
ini. Serita ini akan berjalan hingga 44 hari kedepan tapi semoga bisa lebih
dipersingkat saja.
Bagikan
Diary KKN H+1 Padas Tanon
4/
5
Oleh
Nafila Intan Naumi