Friday, January 25, 2019

Diary KKN H+1 Padas Tanon


Sebelum memulai cerita. Ini cerita tepat satu tahun yang lalu aku buat. Enjoy it.

Jadi hari ini adalah hari dimana penerimaan dan penempatan KKN dilaksanakan di masjid At-Taqwa Gabugan. Aku sejujurnya nggak terlalu tertarik dengan KKN ini awalnya. Disepanjang hari ini ternyata banyak sekali hal-hal yang nggak terduga terjadi di KKN ku ini. Menurutku kesan hari ini adalah sebuah rahasia yang akan aku utarakan di akhir setelah aku ceritain pengalaman yang aku alami hari ini.

Full Formasi
Tadi pagi aku mulai melengkapi hasil packing ku yang aku pack pulai dari senin yang lalu. Oh ya hari ini itu adalah hari Kamis. Hari Kamis pagi yang berawan, matahari hari ini sepertinya malu untuk menampakkan keindahannya sama seperti hari yang lalu. Persiapan buat KKN ku siap tepat jam 9 pagi. Itupun kukebut karena katanya jam 10 lebih harus sudah berangkat. Satu jam aku gunakan buat siap-siap dan mengecek segalanya yang mungkin bakal ada yang aku lupakan.

Aku pun berangkat dengan sedikit rasa berat hati yang masih tersisa. Pertama, kesanku dengan KKN ini seperti useless, kenapa? Karena di era yang maju ini sudah hampir banyak orang disini memiliki tingkat kemajuan yang tinggi dan tingkat ketertarikan orang terhadap mahasiswa KKN itu rendah. Kedua, menurutku KKN bukanlah bidangku. Aku adalah anak yang sulit sekali bersosialisasi terhadap orang lain dengan sangat dekat, kecuali ketika memang hal itu diperlukan. Menanggapi sesuatu dengan lebih egois dan realistis. Yang terakhir (tapi bukan benar-benar akhir), terjadi banyak sekali kasus pelecehan di lingkungan KKN. Sudah bukan rahasia lagi kalau di lingkungan KKN perempuan sering sekali dilecehkan, entah itu oleh tetangga sekitar tempat penginapannya atau yang lainnya. Hal ini kebanyakan mengakibatkan trauma yang teramat sangat.

Hari Kamis ini adalah hari pertama untukku, bukan untuk temanku yang lainnya. Mereka yang ditempatkan di beberapa tempat yang lebih pedalaman dari tempatku mengalami pelecehan yang mengakibatkan trauma kepada korbannya. KKN lebih tidak berguna di tempat-tempat seperti itu. Mereka berangkat tengan senang hati dan pulang dengan rasa trauma tersebut. Miris? Tentu saja.

Oke skip saja penjelasan tadi hanya akan membuatmu marah dalam hati terutama para perempuan. Lanjutkan saja langsung ke lokasi dimana aku diterima yaitu masjid At-Taqwa Tanon. Disana aku datang sendirian dan baru hanya ada aku seorang disana. Was-was banget takut kepagian dan takut batrei hp nya habis duluan, hahahaa…

Disana aku menanti sendirian 10-30 menit sampai akhirnya teman-temanku datang satu persatu dan tepat jam 11 itu teman-teman yang menggunakan bis dan dosen yang menggunakan mobil datang. Disepanjang 30 menit aku menanti mereka, aku monic dan eko menata tempat.

Acara penerimaan dimulai jam 13.00 lebihnya banyak. Tentu saja karena lai-lagi, banyak mahasiswa yang belum datang. Aku hanya tertawa sih tapi juga was-was lagi karena kelompokku belum mendapatkan tempat tinggal yang layak untuk ditinggali. Acara dimulai dan berjalan ditemani suasana hujan yang dramatis.

Ketika hujan terjadi penyerahan baru saja dilaksanakan 2/3 acara. Dihujan ini aku lihat kilat menari sebanyak 3 kali. Keren sih tapi seram sekali lihatnya. Reaksi normal sih ketika orang habis melihat petir gitu. Oh ya ada teman dari kelompok lain yang melakukan perjalanan menutu tempat penerimaan ini ketika hujan ini terjadi. Mereka terjatuh dijalan dan teman yang lain akhirnya mengundurkan diri dari acara untuk menemui mereka.

Hingga acara selesai pun masih hujan namun sudah menjadi gerimis syahdu. Satu persatu dari mereka pergi menuju tempat tinggal sebulan mereka. Tinggal tersisa dua kelompok yang belum mendapat tempat, salah satunya kami. Tapi tidak lama dari itu Bu Lurah menawarkan tempatnya untuk kami tinggali. Senang sekali rasanya sudah ada tempat, tapi kata ‘sementara’ itu yang membuat kami kembali gelisah. Kepastian macam apa yang tadinya dijanjikan untuk mahasiswa. Tapi ya itu mungkin salah satu cara kita survive dalam hidup.

Ketika kita mau ketempat Bu Lurah gerimis rindu kembali menyapa. Menjelang Ashar sih makanya kami memilih sholat dulu dan melakukan sedikit beres-beres disana. Membantu karena kita sudah membuat pelataran masjid itu berantakan. Kami berdebat ringan dikala itu tentang keselamatan barang kami terutama barang elektronik seperti printer, rice cooker, dan lainnya. Tapi kami memilih rehat dan sholat sajalah dulu. Setelah sholat kita mulai mengemasi barang kami, ntah apapun yang akan dihadapi kami sudah lillahi ta'ala. Dan tidak berselang lama juga salah satu bapak disana menawarkan kami untuk menumpangkan barang kami kedalam mobilnya. Kami senang dan bersyukur sekali kepada Allah tuhan kami karena kebaikan Beliau.

Dengan diberi arahan oleh mobil itu dan ditemani oleh salah satu anggota muhammadiyah. Oh ya pemilik mobil itu juga masih anggota muhammadiyah sih. Lalu sampailah kami di rumah bu lurah. Disana kami hanya mendiskusikan hal kecil salah satunya adalah permintaan pindah tempat tinggal.

Para laki-laki dan sebagian perempuan meminta mereka digabunng alias tinggal satu rumah. Aku sendiri sejujurnya tidak setuju karena memang aku benar-benar tidak nyaman dengan orang lain terutama cowok. Karena cara berpikir semua orang berbeda kan boleh, aku ingin memilih untuk tidak bergabung. Tapi apaguna suara satu dengan suara sembilan. Sudahlah kuterima saja.

Jadi kesan hari ini adalah yang baik-baik itu senang dan bahagia atas kebaikan Allah kepada kami, dan ndak sukanya karena percampuran rumah. Tidak nyaman sekali rasanya. Tapi ya begitulah ceritaku di hari pertama ini. Serita ini akan berjalan hingga 44 hari kedepan tapi semoga bisa lebih dipersingkat saja.

Bagikan

Jangan lewatkan

Diary KKN H+1 Padas Tanon
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.