Friday, September 15, 2017

Bersahabat dengan Gastritis dan Ulkus Peptikum


Disini aku cuma mau sharing aja tentang apa yang pernah terjadi padaku di bulan Februari lalu. Masih membekas dan gapernah lupa. Aku mau sharing aja siapa tau ada temen-temen diluar sana yang memiliki keadaan yang sama denganku. Akhir2 ini banyak sekali orang yang mengalami sakit dilambungnya, setiap dari mereka punya tingkatan sakitnya sendiri-sendiri. Ada yang ringan, sedang dan parah. Kalau aku sendiri di tingkatan siaga.

Aku mau cerita-cerita dulu ya tentang asal mulanya sebelum aku kasih tau tentang sakitnya.

Jadi awalnya kan aku sudah punya riwayat maag dan gejala tipes, tapi yang selalu melekat padaku adalah maag. Kenapa? Itu berawal dari aku yang tidak terlalu suka nasi. Kan orang Indonesia makanan pokoknya nasi, lambungku selalu meminta itu tapi lidah berkata lain. Alasan yang lainnya adalah aku senang sekali makan mie instan dan sambel atau makanan super pedas.

Hari itu jum'at malam perutku mendadak kembung dan perih banget, mau muntah tapi yang keluar hanya air. Tapi keesokan harinya nggak sakit tapi masih kembung. Hal itu terjadi sampai hari senin. Posisinya waktu itu aku banyak kegiatan di kampus dan nafsu makanku menurun drastis, makan nasipun nggak kuat. Tapi hari sabtu aku masih sempat datang ke expo di UMY bersama teman-temanku.

Tepat pada hari selasa siang sepulang dari kampus di jalan aku muntah 3 kali. Perutku panas sekali, kupikir karena memang lagi haid saat itu mungkin panasnya karena itu. Jadi kupaksakan lagi untuk pulang sendiri, tapi di dekat masjid sebelah rumah omku aku udah nggak kuat buat lanjut karena itu ke dua kalinya aku muntah. Akhirnya ku telpon orang tuaku, tapi nihil tidak ada respon. Istirahat sebentar sembari mengirim sms pada mereka. Tiba2 air turun dari langit alias gerimis. Karena takut makin sakit kalau kena hujan jadi kupaksa pulang sendiri. Sesampai dirumah aku lari ke kamar mandi untuk memuntahkan semua isi perut. Barulah aku panik dan menelpon bapak dan ibukku. Bapakku pulang sebentar untuk mengecek keadaan tapi karena beliau masih harus mengajar jadi aku ditinggal. Finally aku telpon ibukku dan beliau pun pulang.

Oke singkat cerita aku langsung dibawa ke UGD di rumah sakit terdekat. Kan ditanya "mana yang sakit?" aku nunjuk perut terus dokternya mencet-mencet buat ngecek. Bagian lambung atasku yang sakit sekali dan dokternya tanya lagi "kamu habis kena benturan?? Abis jatoh ya??" aku cuma geleng kepala. Ibukku masih tenang-tenang saja karena aku masih senyum-senyum, tapi aslinya sakit sekali. Terus aku dicek darah dan apa kalian tau hasilnya? Leukosit ku tinggi sekali teman-teman. Ibukku agak panik disitu tapi aku cengar-cengir aja biar beliau tenang. Terus ibukku dipanggil dokter, aku nggak tau kenapa tapi tiba-tiba perawatnya bilang "mbak nanti di opname ya" aku cuma pasrah aja sih, sakit bro asli. Itu aku masuk UGD sekitar jam 2 siang dan jam 5 aku baru dapat kamar. Infus sudah menancap ditangan, aku takut infus tapi ya sudahlah ya ini namanya demi.

Oke langsung singkatnya aja. Aku di opname sekitar 5hari. Dokter bilang aku terkena gastritis, tapi dia nggak memperhatikan tukak lambungku. Aku nggak ngerti ntah dia tau tapi gamau tau atau memang karena kelakuanku yang kata beliau kayak orang yang nggak  sakit jadi beliau nggak tau. Aku tau tukak lambung ku yang kena itu dari baca-baca artikel, karena aku merasa kenapa nggak sembuh-sembuh sakitnya walau sudah di obati. Tapi satu kata beliau yang masih terngiang di otakku "mulai saat ini tolong lebih hati-hati lagi, karena sudah ada bagian yang cacat jadi ingat ya kalau donor lambung itu sulit" kata-kata itu masih terngiang terus dan membuatku lebih aware sama badanku sendiri.

Masih sesekali sakit ketika aku melanggar pantangan yang sudah aku list sendiri. Karena aku yang butuh jadi aku yang belajar memperhatikan diriku sendiri.

Jadi buat temen-temen yang mungkin merasakan hal yang sama, tolong jangan menganggap remeh lambung kalian. Memang terlihat biasa aja dan nggak wow tapi taukah kalian lambung itu vital sekali. Pokoknya jangan sampai ada korban lagi atas ketidak pedulian pada diri sendiri.
Sebenernya postingan ini juga self-reminder juga buat aku untuk lebih berhati-hati. Untuk lambung rawan ada tips lho buat jaga dia supaya nggak gampang kambuh, tapi bakal aku bahas di postingan selanjutnya aja ya.

Jadi itulah kisah awal mula aku bisa bersahabat dengan Gastritis dan tukak lambung (ulkus peptikum). Ingatlah setidaknya mencegah lebih baik daripada mengobati kan. Salam sehat untuk kalian semua. 

Bagikan

Jangan lewatkan

Bersahabat dengan Gastritis dan Ulkus Peptikum
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.