Saturday, August 10, 2019

Lebaran Haji Vibes

Lebaran Haji Vibes


Selamat hari raya Idul Adha semuanya.
Aku mau cerita-cerita aja sih soal sedih senengnya lebaran haji kali ini. Tahun ini aku lebarannya masih dimasa-masa magang, jadi kegiatan apapun di sekolah mau tidak mau aku harus ikut. Aku mau cerita dari sisi sedih dulu ya, biar senengnya bisa lebih banyak.

Sedihnya kali ini adalah aku udah bela-belain jauh-jauh ke sekolah tempatku magang tapi nggak ikut sholat ied. Kenapa? Karena waktuku habis dijalan. Sedih nya masih berasa sampai sekarang. Menyesal? Tentu saja, tapi menyesallah secukupnya. Jadi sekarang sudah biasa aja sih.

Kalo dari sisi senengnya adalah kita belajar banyak dari cara memotong kambing dan sapi, memotong dagingnya, membaginya, dan rasa kekeluargaannya. Rasanya pengen cepet jadi guru kalo kayak gini. Tapi yang aku sorot dari acara masak-masak dihari itu adalah kehigienisan dari pengolahan dagingnya. Kalo yang di dapur mereka masaknya tuh dagingnya tetep dicuci dulu lah ya, jadi seenggaknya kehigienisannya lumayan terjaga. Tapi mereka yang memasak sate dihalaman sekolah benar-benar tidak menjaga kehigienisannya. Padahal daging itu sendiri banyak bakterinya. Pengolahan yang tidak tepat dapat menghasilkan penyakit lho. But I wish they will always be okay.

Kali ini aku mau bahas cara mengolah daging yang baik dan benar. Kemarin kan yang aku lihat mereka memasak sate kambing tapi tidak mereka cuci supaya bersih atau dibumbui dulu supaya meresap. Mereka langsung tusuk dan bakar begitu aja baru dilumuri bumbu. Hmm~ I really not interest on it.

Adapun cara mengolah daging yang baik adalah dengan mencuci daging dengan bersih, memotongnya supaya lebih mudah diolah, memberikan parutan nanas agar daging lebih empuk, lalu memasaknya setidaknya rebus dulu daging agar bakteri didalamnya mati terlebih dahulu.

Setidaknya itu yang biasa aku terapkan ketika mengolah daging mentah, entah itu daging sapi maupun daging kambing. Kalau daging kambing, ada satu tips untuk menghilangkan baunya yang menyengat yaitu jeruk nipis.

Mulai sekarang tolong perhatikan kesehatan kalian ya teman-teman, be aware for your health. Cukup segitu aja deh curhatannya. Nanti disambung dengan curhatan yang lain yang sekiranya dapat menambah wawasan pembaca. Sampai jumpa lagi.
Baca selengkapnya

Friday, January 25, 2019

Diary KKN H+1 Padas Tanon


Sebelum memulai cerita. Ini cerita tepat satu tahun yang lalu aku buat. Enjoy it.

Jadi hari ini adalah hari dimana penerimaan dan penempatan KKN dilaksanakan di masjid At-Taqwa Gabugan. Aku sejujurnya nggak terlalu tertarik dengan KKN ini awalnya. Disepanjang hari ini ternyata banyak sekali hal-hal yang nggak terduga terjadi di KKN ku ini. Menurutku kesan hari ini adalah sebuah rahasia yang akan aku utarakan di akhir setelah aku ceritain pengalaman yang aku alami hari ini.

Full Formasi
Tadi pagi aku mulai melengkapi hasil packing ku yang aku pack pulai dari senin yang lalu. Oh ya hari ini itu adalah hari Kamis. Hari Kamis pagi yang berawan, matahari hari ini sepertinya malu untuk menampakkan keindahannya sama seperti hari yang lalu. Persiapan buat KKN ku siap tepat jam 9 pagi. Itupun kukebut karena katanya jam 10 lebih harus sudah berangkat. Satu jam aku gunakan buat siap-siap dan mengecek segalanya yang mungkin bakal ada yang aku lupakan.

Aku pun berangkat dengan sedikit rasa berat hati yang masih tersisa. Pertama, kesanku dengan KKN ini seperti useless, kenapa? Karena di era yang maju ini sudah hampir banyak orang disini memiliki tingkat kemajuan yang tinggi dan tingkat ketertarikan orang terhadap mahasiswa KKN itu rendah. Kedua, menurutku KKN bukanlah bidangku. Aku adalah anak yang sulit sekali bersosialisasi terhadap orang lain dengan sangat dekat, kecuali ketika memang hal itu diperlukan. Menanggapi sesuatu dengan lebih egois dan realistis. Yang terakhir (tapi bukan benar-benar akhir), terjadi banyak sekali kasus pelecehan di lingkungan KKN. Sudah bukan rahasia lagi kalau di lingkungan KKN perempuan sering sekali dilecehkan, entah itu oleh tetangga sekitar tempat penginapannya atau yang lainnya. Hal ini kebanyakan mengakibatkan trauma yang teramat sangat.

Hari Kamis ini adalah hari pertama untukku, bukan untuk temanku yang lainnya. Mereka yang ditempatkan di beberapa tempat yang lebih pedalaman dari tempatku mengalami pelecehan yang mengakibatkan trauma kepada korbannya. KKN lebih tidak berguna di tempat-tempat seperti itu. Mereka berangkat tengan senang hati dan pulang dengan rasa trauma tersebut. Miris? Tentu saja.

Oke skip saja penjelasan tadi hanya akan membuatmu marah dalam hati terutama para perempuan. Lanjutkan saja langsung ke lokasi dimana aku diterima yaitu masjid At-Taqwa Tanon. Disana aku datang sendirian dan baru hanya ada aku seorang disana. Was-was banget takut kepagian dan takut batrei hp nya habis duluan, hahahaa…

Disana aku menanti sendirian 10-30 menit sampai akhirnya teman-temanku datang satu persatu dan tepat jam 11 itu teman-teman yang menggunakan bis dan dosen yang menggunakan mobil datang. Disepanjang 30 menit aku menanti mereka, aku monic dan eko menata tempat.

Acara penerimaan dimulai jam 13.00 lebihnya banyak. Tentu saja karena lai-lagi, banyak mahasiswa yang belum datang. Aku hanya tertawa sih tapi juga was-was lagi karena kelompokku belum mendapatkan tempat tinggal yang layak untuk ditinggali. Acara dimulai dan berjalan ditemani suasana hujan yang dramatis.

Ketika hujan terjadi penyerahan baru saja dilaksanakan 2/3 acara. Dihujan ini aku lihat kilat menari sebanyak 3 kali. Keren sih tapi seram sekali lihatnya. Reaksi normal sih ketika orang habis melihat petir gitu. Oh ya ada teman dari kelompok lain yang melakukan perjalanan menutu tempat penerimaan ini ketika hujan ini terjadi. Mereka terjatuh dijalan dan teman yang lain akhirnya mengundurkan diri dari acara untuk menemui mereka.

Hingga acara selesai pun masih hujan namun sudah menjadi gerimis syahdu. Satu persatu dari mereka pergi menuju tempat tinggal sebulan mereka. Tinggal tersisa dua kelompok yang belum mendapat tempat, salah satunya kami. Tapi tidak lama dari itu Bu Lurah menawarkan tempatnya untuk kami tinggali. Senang sekali rasanya sudah ada tempat, tapi kata ‘sementara’ itu yang membuat kami kembali gelisah. Kepastian macam apa yang tadinya dijanjikan untuk mahasiswa. Tapi ya itu mungkin salah satu cara kita survive dalam hidup.

Ketika kita mau ketempat Bu Lurah gerimis rindu kembali menyapa. Menjelang Ashar sih makanya kami memilih sholat dulu dan melakukan sedikit beres-beres disana. Membantu karena kita sudah membuat pelataran masjid itu berantakan. Kami berdebat ringan dikala itu tentang keselamatan barang kami terutama barang elektronik seperti printer, rice cooker, dan lainnya. Tapi kami memilih rehat dan sholat sajalah dulu. Setelah sholat kita mulai mengemasi barang kami, ntah apapun yang akan dihadapi kami sudah lillahi ta'ala. Dan tidak berselang lama juga salah satu bapak disana menawarkan kami untuk menumpangkan barang kami kedalam mobilnya. Kami senang dan bersyukur sekali kepada Allah tuhan kami karena kebaikan Beliau.

Dengan diberi arahan oleh mobil itu dan ditemani oleh salah satu anggota muhammadiyah. Oh ya pemilik mobil itu juga masih anggota muhammadiyah sih. Lalu sampailah kami di rumah bu lurah. Disana kami hanya mendiskusikan hal kecil salah satunya adalah permintaan pindah tempat tinggal.

Para laki-laki dan sebagian perempuan meminta mereka digabunng alias tinggal satu rumah. Aku sendiri sejujurnya tidak setuju karena memang aku benar-benar tidak nyaman dengan orang lain terutama cowok. Karena cara berpikir semua orang berbeda kan boleh, aku ingin memilih untuk tidak bergabung. Tapi apaguna suara satu dengan suara sembilan. Sudahlah kuterima saja.

Jadi kesan hari ini adalah yang baik-baik itu senang dan bahagia atas kebaikan Allah kepada kami, dan ndak sukanya karena percampuran rumah. Tidak nyaman sekali rasanya. Tapi ya begitulah ceritaku di hari pertama ini. Serita ini akan berjalan hingga 44 hari kedepan tapi semoga bisa lebih dipersingkat saja.
Baca selengkapnya

Friday, January 18, 2019

Teruntuk Bunga Simpon


Teruntuk murid-muridku tersayang di SMP Muhammadiyah Simpon 1 Surakarta.
Kalian jangan pernah takut ibuk melupakan kalian. Memang sekarang kita tidak dilingkup kerja yang sama, tapi ingatlah kalian tetap berkenang dihatiku. Kalian adalah cerita yang indah untuk ku ceritakan pada anak cucuku kelak. Dari kalian pun aku belajar banyak hal. Kalian mungkin tak tau itu, tapi itulah adanya.

Kalian adalah bunya kuncup yang membutuhkan lebah untuk berkembang. Begitupun aku. Marilah kita saling belajar untuk menjadi generasi yang maju, generasi yang cerdas menyikapi perkembangan jaman. Jangan kalah dengan pergaulan. Mari kita temukan prinsip hidup kita yang sebenarnya. Jangan kan karena teman kalian punya pacar terus kalian juga mau, jangan nak. Perjuanganmu masihlah panjang. Ku kata begitu karena aku tau, kalian belum berada di usiaku tapi aku pernah berada di usia kalian.

Cinta kalian begitu indah untukku.
Rindu yang ku dapat setiap harinya dari kalian sangat berarti sekali. Begitu sedih rasanya waktu berjalan begitu cepatnya memisahkan kita dalam jarak. Belajar untuk maju yuk, don’t ever stop in your step keep moving forward. Biarlah jarak dan waktu memidahkan. Tapi hati ini tetap ada kalian, yang indah terbingkai dihati dan diatasnamakan cinta.

Inti dari kalimatku tadi adalah kurindu kalian, begitupun kalian yang selalu mengirimiku kata rindu. Ketika ku tak bisa ke Simpon bukan berarti aku tidak sayang kalian, tapi ada prioritas lain yang harus aku kerjakan nak. Begitulah manusia hidup, pasti ada yang harus mereka lalui satu demi satu problematika kehidupan ini.

Kuatlah kalian menghadapi perkembangan jaman itu yang aku harapkan dari kalian. Ku tak ingin hanya menjadu sebuah kenangan untuk kalian, tapi ku ingin kalian bisa mengalahkan hati kalian terhadap nafsu duniawi dimasa pubertas. Kalian generasi emasku, aku tau kalian mampu. Maka belajarlah untuk mengembangkan itu. Belajarlah menentukan jalanmu untuk menuju dewasa. Oh ya kalau kalian tau dewasa itu bukan tentang usia, tapi tentang seberapa mampu dirimu mengendalikan egomu.

Segini aja deh.
Sebenernya mau panjang-panjang tapi kasihan yang baca. Yang jelas aku sayang kalian murid-muridku tercinta. Terima kasih atas semua kenangan yang sudah kalian berikan padaku, terima kasih untuk segala cinta yang kalian berikan untukku hingga detik ini. Aku nggak akan pernah melupakan kalian.


Baca selengkapnya

Monday, January 7, 2019

Kisah Mahasiswa Bergulat dengan Skripsi Part 2


Hari ini aku mau cerita aja sih. Cerita tentang dunia per-skripsi-an, sekarang aku disemester 7 pertengahan dimana minggu depan aku udah UTS. Aku mau sharing aja tentang pengalamanku sikonsul proposal skripsiku yang ke 5 ini. Menurutku ada motivasi yang sekiranya mungkin bisa memotivasi temen-temen juga.

Di konsulku kali ini aku cuma mampu ngerjain 20% dari coret-coretan dosbing(dosen pembimbing)ku. Dengan setengah rasa bersalahnya aku tetep ngajuin aja tuh proposal. Waktu itu posisinya hamper semua makulku di semester ini memintaku membuat proposal, mulai dari skripsiku sendiri, fiction, literary appreciation, dan seminar. Itu semua makul yang aku ambil di semester ini. Pusing itu ketika dosennya meminta proposal diwaktu bersamaan. Contohnya kayak minggu kemarin itu dosen literary appreciation memberi deadline proposal hanya seminggu dari pertemuan penentuan tugas, 3 hari 2 malam aku ngebut ngerjain itu. Proposa interpretasi sastra, aku tau kalau proposalku jauh dari kata sempurna tapi ini tanggung jawabku.

Alhasil proposal skripsiku terbengkalai, padahal dosbingku menuntuk kami mahasiswa bimbingannya harus konsul minimal seminggu sekali. Aku kerjakan senyampekku aja, karena beliau pernah bilang “jangan pernah berhenti menulis, sekecil apapun kemajuan tulisanmu konsul  aja.” That’s motivated me. Tapi tetep lah ya rasa malu itu ada, tapi kukesampingkan rasa itu. Menuntutt ilmu kan harus anti malu kalau memang tidak tau.

Oh ya hari itu juga aku dapet ilmu juga. Karena kalo konsul harus siap bertanya alhasil aku tanyalah sebisaku. Aku tanya tentang perbedaan Triangulation dan Member Checking. Apa sih perbedaannya?

Triangulation dan Member Checking adalah bagian dari credibility of data atau validity of data. Dalam credibility of data atau validity of data sendiri membahas tentang ke-valid-an suatu data penelitian. Kedua cara ini hamper mirip, mereka membutuhkan orang ketiga untuk membandingkan validitas suatu data, bisa itu teman sepenelitian atau pembimbing. Oh ya model triangulation dan member checking itu hanya digunakan dalam penelitian qualitative.

Untuk lebih dalam memahami tentang triangulation dan member checking dalam qualitative research aku akan buat postingan baru aja. Kalau disini terlalu panjang nanti jadinya. Kan aku cuma mau cerita-cerita aja. Sampai jumpa dipostingan selanjutnya.


Baca selengkapnya

Tuesday, January 1, 2019

Kisah Mahasiswa Bergulat dengan Skripsi - Part 1


Ntah kapan postingan ini akan terposting tapi aku mau berbagi cerita aja tentang apa yang aku rasakan sepanjang perjalananku mengerjakan skripsiku. Bisa dibilang tempat cerita sih, kan blog ini bagai diary ku. Teman-teman semuanya yang mungkin lagi ngerjain skripsi juga pasti merasakan hal sama. Coba deh kalian ingat tentang impian kalian dan supporter setia kalian. Seperti ceritaku ini. Mungkin bakal ada part-part nya karena aku senidiri nggak tau kapan skripsi ini kelar.

Aku saat ini sedang dimasa-masa permulaan pembuatan skripsi nih. Baru mulai sebulan yang lalu dan udah mulai bikin proposal sekarang. Ntah kenapa akhir-akhir ini rasa malas melanda, udah sekitar satu minggu proposalku nggak ku pegang. Selain karena tugas kuliah lain yang menumpuk, juga karena ternyata mencari jurnal tidak semudah yang aku bayangkan.

Rasa itu mulai membuat galau ketika aku mematenkan diriku sendiri untuk selalu konsul disetiap minggunya. Bukan atas dasar paksaan dosen atau teman tapi karena diriku sendiri yang mau agar lebih merasa tersemangati waktu. Akhir-akhir ini juga makin banyak godaan antara teman-teman yang mulai down dengan kesulitan yang sama. Berkeluh kesah bersama dan saling menyemangati.

Tapi ntah kenapa di hati rasanya tetap sama. Sampai di sore ini aku chat orang tuaku, bukan untuk meminta uang tapi untuk meminta semangat. Dengan sigapnya mama papaku membalasnya dengan candaan dan gertakan kecil tentang impianku, tentang mimpiku. Ya mimpi.

Sebuah mimpi kecil yang ingin sekali aku wujudkan yaitu menjadi guru. Sebuah mimpi yang ternyata tak semudah yang ku bayangkan cara mendapatkannya.

Dulu ketika aku kecil aku ingin menjadi dokter, hanya dokter. Karena itu yang orang tuaku mau dan aku mau. Dengan stetoskopnya dan jarum suntiknya. Apalagi cara berbicaranya yang berwibawa serta jas kerjanya yang selalu bersih. Tapi itu dulu.

Lalu pramugari. Tapi pupus karena satu lagi mimpiku yang ingin ku gapai yaitu menjadi ibu yang bisa mendidik anak dengan pendekatan yang terpelajar.

Jadilah aku guru, hingga titik ini ku dihadapkan dengan skripsi yang kukira semudah mencontek soal ujian. Ketika orang bilang betapa pandainya aku hingga bisa kuliah dan mendapat nilai bagus. Itu sebenarnya bukan karena aku terlahir pandai, tapi karena aku terlahir dengan rasa iba pada diriku sendiri.

Ibuku selalu memberiku contoh jika ku mampu maka ku harus membantu yang lain seperti apa yang beliau lakukan. Itu yang selalu orang tuaku bilang. Motivasi dan motivasi selalu mereka berikan padaku.

Disatu sisi, aku sampai dititik ini pun bukan karena aku pandai. Tapi karena aku ingin membuktukan bahwa aku pun mampu. Pernah dulu ku direndahkan karena kemampuan otakku yang standar. Aku nggak malu, karena waktu itu sampai sekarang aku masih belajar. Belajar memahami diri sendiri. Memahami lingkungan dan memahami orang lain.

Belajar untuk menikmati apa yang aku punya tanpa memperdulikan yang orang lain pikirkan tentang keburukanmu itu lebih baik. Tapi ketika kau berpikir itu mengganggu maka ambillah sebagai koreksi diri, lalu belajar untuk memperbaikinya agar kau bisa buktikan kalau kamu mampu.

Sebenarnya patokan dari kata mampu itu bukanlah sesuatu yang diukur sengan kepuasan orang lain terhadap apa yang kita dapat tapi seberapa mampu kau melampaui kemampuan dirimu. Bukan dengan memforsir diri dengan memaksakan fisik, tapi lampaui apa yang belum pernah kau coba seperti ilmu baru yang belum pernah kau tau.

Bonus setelah Sidang

Baca selengkapnya

Thursday, December 13, 2018

Untuk Yang Tersayang

Untuk Yang Tersayang

Selamat ulang tahun abangku sayang.
Semoga di usiamu yang ke-23 ini semua yang kamu inginkan tercapai. Semoga yang baik-baik selalu ada padamu dan semoga abang makin dewasa dan berwibawa.

Aku mau mengutarakan dikit betapa beruntungnya aku memilikimu.
Memang aku bukan sesuatu yang sempurna seperti yang kamu mau tapi setidaknya beginilah aku yang masih belajar untuk bisa melengkapimu.
Aku mencintaimu tanpa syarat, aku menyayangimu lebih dari yang kau tau. Mungkin sekali dua kali ku cemburu padamu, karena aku tau ada banyak cerita dibalik kisah kamu dan aku. Romansa malam minggu yang tak pernah kita habiskan berdua, bukan karena ku tak ingin seperti mereka tapi karena aku tau kamu lebih dari makna satu malam minggu semata. Kamu bintangku yang selalu berkelip di malam gelapku. Indah, begitu caraku mendeskripsikanmu. Lebih dari itu tapi tidak ada kata yang lebih tepat dari indah.

Air mata ku tak lain adalah kamu. Lukaku pun kamu. Apalagi bahagiaku, itu pun juga kamu. Mereka yang hanya datang kala butuh. Kau tetap jadi tameng pertama kala ku jatuh. Bukan karena ku tak menghargai yang lain, tapi aku tau kamu yang paling tulus. Empat tahun berjuang bersama, atau hanya kau saja dan aku penikmatnya. Kali ini aku yang akan membantumu berjuang, menatapmu dengan penuh makna. Menjadi sandaran punggungmu kala kau lelah.

Kita, yang dari dulu selalu melengkapi satu sama lain. Tiada kasih sayang diluar sana yang selalu ada untuk kau dan aku selain dari kita. Rindu sendu dikala jarak menjadi benang panjang. Waktu bagai palu yang selalu memberi peringatan bahwa rindu ini menumpuk kala jauh. Tapi kepercayaanmu adalah percayaku. Kau ijin pertama yang aku minta untuk sesuatu yang lalu dan nanti. Karena hanya kau yang peduli, karena kamu satu yang memiliki logika jauh. Terkadang kamu lucu dengan logikamu, tapi aku pelengkapmu. Dimasa yang lalu ataupun nanti.

Di ulang tahunku yang ke 22th ini ingin ku ungkap secuil rasa sayangku padamu dalam kata. Ini belum semua karena kau dan aku masih akan memupuk yang lebih banyak dan indah. Selamat ulang tahun superheroku. Asal kau tau, tanpamu aku bukanlah apa. Tanpamu aku tak akan dewasa. Terima kasih selalu menjadi baik  bersama. Teruslah jadi imamku hingga nanti. Teruslah jadi insan yang lebih baik lagi nanti. Aku tak akan menuntutmu sesuatu yang tak kau bisa. Aku akan selalu memandang kelebihanmu yang orang lain tak tahu. Terima kasih selalu berusaha menjadi pelengkapku. And I Love You.

The first photo that I took on our first dating. I don't know why I so damn love you eventhough you always cheat on my work. haha.  >_<

Baca selengkapnya

Sunday, December 2, 2018

Analogi Penelitian Kualitatif


Aku mau lanjutin penjelasan yang kemarin. Buat yang belum tau kemarin aku bahas apa bisa di skrol kebawah. Jadi pertama-tama aku mau bahas tentang penelitian kualitatif dulu. Penelitian kualitatif biasa disebut juga penelitian anti angka. It doesn’t mean that qualitative research hates numeric data. Tapi penelitian ini biasanya tidak menggunakan angka sebagai data utamanya dalam meneliti. Biasanya penelitian ini menggunakan metode deskriptif alias menjelaskan suatu data dengan mengorek makna terdalamnya.

Contohnya gini, ketika si A mempunyai 5 potong roti. Dia sedang bersama 4 orang temannya dan memakan roti itu bersamaan, maka akan sisa 1 potong roti bukan. Lalu si A berkata “rotinya tinggal 1 nih buat si B”. Apakah menurutmu si A sedang menawarkan hanya untuk si B, atau ada kode lain?

Disinilah fungsi dari penelitian kualitatif. Kita harus memahami makna katanya. Mari kita analisis lebih dalam.

Ketika si A berkata seperti itu apakah si B dengan mudahnya bilang “terima kasih ya” lalu memakannya sendiri?
Sepertinya tidak. Kalau dilihat dari segi moral setega itukah si B, tentu dia pasti memikirkan temannya yaitu si C dan D. Lalu si B tidak menjawab dan si A berkata “untuk C saja” apakan si C akan mengambilnya? Pastilah dia tidak enak hati karena si B menolak dan si C tidak ditawari. Dan pada akhirnya si A mengambil roti itu untuk dirinya sendiri.

Dari analogi diatas ada yang kalian bisa tangkap tidak?
Inti dari analogi diatas adalah dari kata-kata yang terucap dari si A setelah mereka selesai memakan bagian masing-masing adalah kode bahwa si A masih mau roti itu tapi dia menggunakan kedok agar dia tidak berat hati memakan roti itu.

Penelitian kualitatif pun seperti itu, banyak kata dan keadaan yang harus diinterpretasi sebelum sesorang memutuskan sesuatu. Dalam penelitian ini peneliti diharap peka terhadap keadaan. Jadi setiap kemungkinan bisa saja terjadi karena lingkungan atau faktor internal. Maka dibutuhkanlah bertanya alias interview atau kuisioner.

Jadi ketika si A menawari rotinya tadi seharusnya teman-temannya bertanya “maksudmu apa?” itu akan lebih memperjelas keadaan dan mengorek kebenaran. Memperjelas semuanya sehingga ditemukanlah jawban dari pertanyaan si A tadi.

Menginterpretasikan sesuatu dengan pemikiran sendiri itu bukanlah cara peneliti menemukan data dan hasil. Maka dibutuhkanlah interview berkali-kali dan bila perlu gunakan kuisioner untuk menemukan data yang valid. Kuisioner disini bukan untuk menemukan jumlah tapi gunanya untuk menemukan makna terdalam dari pertanyaan menggunakan data tulis.

Kalau dari analogi disini kalian masih bingung dengan apa sih penelitian kualitatif itu dan bagaimana perannya dalam kehidupan, bisa deh komen di bawah nanti aku buat potingan baru.

Baca selengkapnya